Jumat, 15 November 2013

Junko Furuta (kisah nyata dibalik lagu the GazettE - Taion)

Di November 1988, cowok A (18 tahun), cowok B (Jo Kamisaku umur 17, Kamisaku adalah nama keluarga yang dia ambil setelah keluar dari penjara), cowok C (umur 16), dan cowok D (umur 17) dari Tokyo menculik dan menyekap Furuta, siswi kelas 2 SMU dari Saitama selama 44 hari. Mereka menjadikan dia tahanan dirumah yang dimiliki orang tua cowok C. Untuk menghindari pengejaran polisi, cowok A memaksa Furuta untuk menelepon orang tuanya dan menyuruhnya mengatakan kalau dia kabur dari rumah, dengan temannya, dan tidak berada dalam bahaya. Bahkan cowok A membuat Furuta berpose sebagai pacar dari salah satu cowok–cowok itu ketika orang tua C, pemilik rumah sedang ada dirumah tersebut. Kalau mereka sudah yakin orang tua C tidak akan telepon polisi, mereka pun menyudahi sandiwara tersebut. Furuta mencoba kabur berkali–kali, memohon pada orang tua C untuk menyelamatkan dia, tapi mereka ga ngelakuin apa-apa meskipun mereka tau kalau selama ini Furuta disiksa, karena mereka takut kalau cowok A akan menyiksa mereka. Cowok A saat itu adalah pemimpin Yakuza kelas rendah dan telah mengancam siapapun yang ikut campur akan dibunuh. Menurut kesaksian para cowok itu di persidangan, mereka berempat memperkosa Furuta, memukulinya, memasukkan macam-macam ke dalam vaginanya termasuk tongkat besi, membuatnya minum urinnya sendiri dan makan kecoak, memasukan petasan ke dalam anusnya dan meledakannya, memaksa Furuta untuk masturbasi, memotong pentilnya dengan tang, menjatuhkan barbell ke perutnya, dan membakarnya dengan rokok dan korek api (salah satu dari pembakaran itu adalah hukuman karena dia berusaha menelepon polisi). Pada sebuah titik luka Furuta sangat parah hingga menurut salah satu cowok itu, Furuta membutuhkan waktu satu jam lebih untuk merangkak turun tangga untuk menggunakan kamar mandi. Mereka bahkan mengatakan kemungkinan kalau 100 orang tau kalau mereka menahan Furuta dirumah tersebut, tapi hal ini ga jelas artinya apa 100 orang itu hanya tau atau mereka ikut memperkosa dan menyiksa juga saat berkunjung ke rumah tersebut. Cowok-cowok itu menolak membiarkan Furuta pergi, walau Furuta seringkali memohon pada mereka untuk membunuhnya saja dan menyudahi penderitaan  tersebut. Pada 4 Januari 1989, dengan menggunakan alasan kekalahan salah seorang cowok itu main Mahyong, keempat cowok itu memukuli Furuta dengan barbell besi, menuang cairan korek api ke kakinya, tangannya, perutnya, dan mukanya, dan lalu membakarnya. Dia meninggal tak lama kemudian hari itu karena shock. Keempat cowok itu menyatakan kalau mereka ga menyadari betapa parah luka yang dialami Furuta, dan mereka percaya kalau Furuta hanya berpura-pura mati. Para pembunuh itu menyembunyikan mayatnya di drum 55 galon dan memenuhinya dengan semen. Mereka membuang drum tersebut di kota Tokyo. Penahanan dan hukuman para cowok itu ditangkap dan disidangkan sebagai orang dewasa, tapi karena Jepang menangani kejahatan  yang dilakukan oleh yang masih dibawah umur, identitas mereka disembunyikan oleh persidangan. Tapi bagaimanapun juga, seminggu kemudian, majalah mingguan bernama Shukan Bunshun  menerbitkan nama mereka, dengan menyatakan “Hak Asasi tidak dibutuhkan oleh  penjahat biadab.” Mereka juga menerbitkan nama asli Furuta dan detail tentang  kehidupan pribadinya dan  menerbitkannya dengan sangat nafsu di media.. Kamisaku dituntut sebagai pemimpin para cowok itu, (entah benar atau tidaknya) menurut persidangan. Keempat cowok itu diberi keringanan dengan dinyatakan bersalah dalam tuntutan “membuat luka fisik yang menyebabkan kematian”, dibandingkan tuntutan pembunuhan. Orang tua cowok A menjual rumah mereka dengan harga maksimum 50 juta yen atau 5 miliar rupiah dan membayarnya sebagai kompensasi untuk keluarga Furuta. Untuk partisipasinya di kejahatan ini, Kamisaku harus menjalani 8 tahun dipenjara anak-anak sebelum dia dibebaskan di bulan Agustus 1999. Di bulan Juli 2004, Kamisaku ditangkap karena mencelakai seorang kenalan, yang dia pikir membuat pacarnya menjauhi dia, dan dengan bangga membanggakan tentang keluarganya sebelum mencelakai kenalannya itu.. Kamisaku dihukum 7 tahun dengan tuntutan memukuli (memukuli 7 tahun penjara, menyiksa Furuta sampai mati dipenjara 8 tahun?) Orang tua Junko Furuta  terkejut dengan kalimat yang diterima dari pembunuh anak perempuannya, dan bergabung dengan masyarakat melawan  orang tua cowok C yang rumahnya dijadikan tempat menyekap. Ketika beberapa masalah ditimbulkan dari bukti (semen dan rambut yang didapat dari tubuh itu  tidak cocok dengan para cowok-cowok yang ditangkap), pengacara yang menangani lembaga masyarakat memutuskan untuk tidak membantu mereka lagi karena merasa ga ada bukti berati ga ada kasus atau dakwaan. Ada spekulasi bahwa bukti yang mereka dapat itu didapat dari orang tidak teridentifikasi yang memperkosa atau ikut mukulin Furuta. Satu dari yang paling mengganggu dari kisah nyata ini adalah bahwa para pembunuh Furuta sekarang bebas. Setelah membuat Junko Furuta melalui berbagai penderitaan, mereka adalah cowok yang bebas berkeliaran sekarang.
Kisah dari tahun 1988 ini nyata, harap kalian mau menyebarkan kisah ini agar kisah ini terus hidup dan penderitaaan Junko Furuta tak terlupakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar